Bagi yang takut pada Allah punya keutamaan yang besar. Ia dijanjikan akan mendapatkan dua surga.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga” (QS. Ar Rahman: 46).
Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan mengenai ayat di atas, “Siapa yang takut pada maqom Rabbnya nanti kelak pada hari kiamat, sehingga ia:
- menahan hawa nafsu
- tidak melampaui batas
- tidak mementingkan urusan dunia
- tahu bahwa mengejar akhirat itu lebih baik dan akhirat itu kekal
- menjalankan kewajiban pada Allah
- menjauhi larangan Allah
maka orang seperti itu pada hari kiamat akan dikaruniai dua surga. Dari ‘Abdullah bin Qais, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا ، وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلاَّ رِدَاءُ الْكِبْرِ عَلَى وَجْهِهِ فِى جَنَّةِ عَدْنٍ
“Dua surga itu bejana dan apa yang ada di dalamnya dari perak. Dua surga itu bejana dan apa yang ada di dalamnya dari emas. Tidaklah di antara kaum dan di antara mereka melihat Rabb mereka, melainkan ada pakaian sombong di wajah-Nya di surga ‘Aden (yang tetap).” (HR. Bukhari no. 4878 dan Muslim no. 180). (Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 4: 344-345)
Apa yang Dimaksud Orang yang Takut pada Allah?
Syaikh As Sa’di rahimahullah menyatakan, “Konsekuensi dari orang yang takut pada Allah adalah meninggalkan larangan dan melaksanakan perintah. Itulah yang mendapatkan dua surga. Dua surga itu terdapat bejana, perhiasan, bangunan dan isi lainnya yang terbuat dari emas. Salah satu dari dua surga itu diperuntukkan karena meninggalkan yang diharamkan. Dan surga lainnya diperuntukkan karena melakukan ketaatan yang diperintahkan.” (Tafsir As Sa’di, hal. 880)
Semoga Allah menjadikan kita orang yang takut pada Allah.
Referensi:
Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Syaikh Musthofa Al ‘Adawiy, terbitan Darul Fawaid, cetakan pertama, tahun 1427 H.
Tafsir As Sa’di (Taisir Al Karimir Rahman), Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan kedua, tahun 1433 H.
—
Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul @ Darush Sholihin, 2 Rajab 1436 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans), Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.